PEKANBARU [ GAOEL NEWS ] Lihat FotoAPBN Masuk Jalan Kota: Warga Protes Curigai Pengalihan kontrak Pekerjaan
Papan proyek terletak di Jalan Fajar (Kiri) dan Papan Proyek terletak di pintuk masuk Jalan Asshofan (Kanan). Warga yang hadir dalam pertemuan di Kantor Camat Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Selasa, 10 Desember 2024 – 21:11 WIB
Warga Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru melakukan aksi protes pekerjaan preservasi Jalan Asshofan -dan Jalan Payung Sekaki yang sedang dikerjakan Balai Wilayah Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau.
Aksi protes dilakukan warga berujung adanya pertemuan di Kantor Camat Payung Sekaki. Menurut hasil pantauan media ini dilapangan, warga mempertanyakan soal pekerjaan di Jalan Fajar yang dianggap bukan sesuai dengan papan proyek yang dipasang kan oleh pelaksanaan kegiatan.
Warga menganggap peningkatan Jalan Fajar belum selayaknya dilakukan pengaspalan karena jalan masih dinilai masih layak.
Menurut hasil Pantauan awak media di lapangan, terlihat papan proyek yang dikerjakan bersumber dari APBN 2024 itu dikerjakan PT. Mekar Abadi Mandiri dengan nilai Rp14 miliar lebih . Pada plang proyek, pekerjaan yang diawasi konsultan Pekerjaan PT. Multi PHI Bheta (KSO) dan PT. Bintang Agung Konsultan tertera di Jalan Asshofan – Jalan Payung Sekaki, bukan Jalan Fajar, Kelurahan Labuh Baru Barat, Pekanbaru.
Proyek menelan waktu pelaksanaan 54 hari, terpantau sudah dikerjakan mulai pintu masuk Jalan Jalan Asshofa hingga jalan samping kantor camat tersebut. Namun, pekerjaan pengerasan jalan dekat kantor camat, tampak turap atau penyangga hanya dekat jembatan aliran sungai tersebut. Sehingga, tampak ada kemiringan jalan ke arah sungai. Sehingga, sewaktu-waktu kemungkina jalan bisa amblas jika tak keseluruhan dipasang turap.
Saat pertemuan di kantor Camat Payung Sekaki, Selasa, (10/11/2024), dihadiri Camat Payung Sekaki, Yurikha Herian Danni, Sekretaris Bapperda, Hadyanto, Sekretaris, Kabid PSIK, Ade Chandra, Kota Pekanbaru Lurah Labuh Baru Barat (LBB) Ardiles dan Lurah Air Hitam, Zulfi Ijum juga unsur Fokompimcam.
Disesi tanya jawab usai paparan pejabat terkait, warga diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya. Warga menanyakan soal adanya pekerjaan jalan dianggap diluar dari usulan mereka pada 2018 silam. Dalam usulan tersebut, warga mempertanyakan usulan sekitar September 2018 dan diperkuat surat Walikota melalui Dinas Pekerjaan Umum pada September 2023 saat dibawah kepemimpinan Pj Walikota Mufllihun.
“Dalam surat tersebut pengaspalan Jalan Payung Sekaki segera dilakukan pada November 2024 melalui Dinas PU Provinsi Riau bersumber dari APBN bukan APBD. Hingga pekerjaan dilaksanakan, ” kami tak diinformasikan pihak pejabat terkait akan direalisasikan pekerjaan pengaspalan Jalan Asshofa – Jalan Payung Sekaki tersebut,” ujar Sinaga mengawali penyampaian aspirasi warga.
Ia menambahkan, pengaspalan diluar papan proyek yaitu di Jalan Fajar, diduga tidak sesuai berdasarkan surat yang pernah dilayangkan.
“Kami menduga ada pengalihan pekerjaan, karena kami telah usulkan sejak 2018,” ungkapnya.
Salah seorang disebut dipercaya mengawal aspirasi warga, akan melayangkan somasi kepada pihak eksekutif dan legislatif sebelum melayangkan pelaporan dugaan perbuatan tindak pidana korupsi.
Dianggap tak puas atas tanggapan dari pihak-pihak yang hadir, warga pun melakukan aksi keluar dari pertemuan (walk out-red).
“Kita keluar. Tak ada solusi apa yang disampaikan,” ujar salah seorang warga dan diikuti warga yang hadir yang didominasi kaum ibu-ibu tersebut.
Dukung Warga
Salah seorang mengaku RW diwilayah tersebut, usai ditinggal warga dalam pertemuan tersebut, mendukung aspirasi warga tersebut.
“Kalau dilihat secara kwalitas jalan Fajar masih dinilai layak dilintasi. Dia berharap aspirasi warga direalisasikan. Kalau jalan yang diminta diaspal, agar bisa menghindari banjir. Sebab, setiap terjadi banjir, rumah tergenang hingga perabot-perabot rumah tangga,” katanya.
Usai pertemuan, Kabid PSIK, Ade Chandra menjelaskan tidak punya kewenangan mencampuri proyek bersumber APBN tersebut.
“Kalau APBD Pekanbaru, tentu berdasarkan musrenbang,” imbuhnya.
Sayang pada pertemuan tersebut, tak hadir pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Riau, Dinas PU Provinsi Riau dan pihak pelaksana proyek. Padahal, sangatlah dibutuhkan menjawab tudingan masyarakat tersebut.
Ketika awak media mengkonfirmasi salah satu seorang perwakilan dari dinas marga KHAIDIR ( Kabid dinas marga) yang ikut menghadiri rapat tersebut. ” Bapak sebagai apa di dinas marga? Tanya awak media.
” Saya sebagai Kabid pak!” Jawab KHAIDIR.
Karena bapak sebagai Kabid di dinas marga tentu paham prosedur paket proyek di pekan baru ini kan, dan sistem sistem administrasi di dinas marga kota Pekanbaru?” Tanya awak media, ” yang di asese kan dan yang di sahkan Mentri purn, proyek mana pak, ? apakah paket asofan – payung sekaki atau paket asofan – jalan fajar ? Tanya awak media kepada KHAIDIR
“Paket asofan – payung sekaki, bukan paket asofan- jalan fajar, klo jalan fajar kan kelebihan anggaran” cetus KHAIDIR kepada awak media. Kemudian awak media memper tanyakan bagaimana ada kelebihan anggaran, sementara jalan payung sekaki belum ada di kerjain? ” KHAIDIR mengatakan itu bukan saya yang menjawab pertanyaan bapak!” Jawab KHAIDIR.
Kemudian awak media memper tanyakan ke hadirannya di pertemuan tersebut, KHAIDIR mengatakan ” saya meluruskan persoalan kepada masyarakat payung sekaki. Kemudian awak media mempertanyakan apakah menurut bapak persoalan ini sudah lurus/ aman, sementara warga sudah meninggal kan rapat?
“Belum” jawab KHAIDIR, “trus bapak tujuan bapak hadir di rapat ini apa?
Saya hanya melengka rapat ” tutur KHAIDIR .
Warga meminta kepada bpjn, PU pusat dan kepada DPR, DPRD, gera memberikan penjelasan kepada warga lurah baru, kecamatan payung sekaki payung.
LAIA